Materi Populer

Sabtu, 20 Juni 2009

Sistem Dan Jaringan Komputer I

IGP

Routing yang umum digunakan adalah RIP, OSPF dan BGP. RIP dan OSPF
dikategorikan sebagai interior gateway routing protocol (IGP) sedangkan BGP atau
bordeway routing protocol termasuk kategori external routing protocol.

RIP (Routing Information Protocol)
Saat ini terdapat dua versi RIP, yaitu versi 1 dan versi 2. RIP mempunyai cara kerja yang sederhana, yaitu memakai metode vektor jarak. Dengan metode ini, router mencatat lompatan yang dibutuhkan untuk mencapai router lain jika melewati suatu router tetangganya. Jumlah lompatan diberi satuan metrik dengan satu lompatan sama dengan satu metrik.

Contoh:
Router A bertetangga dengan router B dan C. Terdapat router J yang berjarak lima metrik dengan B dan enam metrik dengan C. A yang mendapat informasi mengenai J dari B dan C akan mencatat bahwa untuk mencapai router J, membutuhkan enam lompatan jika melewati B dan tujuh lompatan jika melewati C. Jadi jika ada paket dengan tujuan J, A akan melewatkannya ke B.

Setiap router saling bertukar catatan setiap selang waktu tertentu. Jika jumlah lompatan lebih dari 16, router akan menganggap jaraknya tak hingga dan memilih router default jika ditentukan.

Terbatasnya jumlah hop adalah salah satu kelemahan sistem RIP. Kelemahan yang lain, informasi routing disampaikan secara broadcast sehingga membebani jaringan karena host nonrouter juga dikirimi, namun sudah diperbaharui pada versi dua dengan kemampuan multicast.

Karena bentuk informasi routing yang demikian, adakalanya informasi yang disampaikan dua router tidak sama sehingga menimbulkan routing loop. Contoh routing loop, router A menganggap untuk mencapai router C adalah melewati router B, tetapi router juga menganggap untuk mencapai router C adalah melewati router A. Proses terjadinya routing loop misalnya seperti ini:

Router A, B, dan C saling bertetangga sehingga catatan pada router A dan B untuk mencapai router C:


Router A
ke C : 1
ke C lewat B : 2
Router B
ke C : 1
ke C lewat A: 2


Pada suatu saat, router C mati dan router A mengetahui lebih dahulu daripada router B sehingga catatan untuk router C pada router A dihapus. Sesudah itu terjadi pengiriman data routing dari B yang belum tahu bahwa router C mati sehingga pada router A tercatat kembali “ke C lewat B : 3 (2+1)”. Sesudah itu router B baru menyadari bahwa router C mati dan menghapus data router C namun kemudian datang info routing dari A bahwa “A ke C : 3” sehingga di B terdapat catatan “ke C lewat A : 4”. Router A kembali menyadari bahwa C mati namun kemudian mendapat informasi routing dari B sehingga catatan untuk C muncul kembali, yaitu “ke C lewat B : 5”. Hal ini kan terjadi terus menerus sampai nilai lompatan mencapai 16.

Untuk menghindari hal semacam ini, router dipaksa menyampaikan informasi routing begitu ada perubahan dan tidak menunggu waktu yang telah dijadualkan (triggered update). Selain itu juga digunakan sistem split horizon. Contoh penerapan split horizon :
Router A dan C dihubungkan oleh router B. router B menyampaikan informasi ke A bahwa jaraknya ke C adalah satu dan menyampaikan ke C bahwa jaraknya ke A adalah satu. Sehingga pada A, jarak ke C adalah dua melalui B dan pada C, jarak ke A adalah dua melalui B. Dengan split horizon, router A tidak akan menyampaikan informasi ke B mengenai router C pula dengan C, tidak akan menyampaikan informasi ke B mengenai A.

Jadi pada split horizon, router tidak akan akan mengirim informasi mengenai suatu router kepada router pemberi informasi. Split horizon di atas adalah split horizon normal. Terdapat juga split horizon dengan poisonnus reverse, yaitu router tetap mmberikan informasi mengenai suatu router kepada sumber, tetapi memberikan nilai tidak terhingga. Dengan poisonous reverse, router-router tetap dapat mengetahui bahwa suatu jaringan ada.

Protokol OSPF
OSPF merupakan sebuah protokol perutean
berjenis IGP (interior gateway protocol) yang
hanya dapat bekerja dalam jaringan internal
suatu organisasi atau perusahaan. Jaringan
internal maksudnya adalah jaringan di mana
pengguna masih memiliki hak untuk
menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya,
atau dengan kata lain, pengguna masih memiliki
hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika
pengguna sudah tidak memiliki hak untuk
menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan
tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan
eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan
protokol perutean yang berstandar terbuka.
Maksudnya, protokol perutean ini bukan ciptaan
dari vendor mana pun, sehingga siapa pun dapat
menggunakannya, perangkat mana pun dapat
cocok dengannya, dan di mana pun protokol
perutean ini dapat diimplementasikan.
OSPF merupakan protokol perutean yang
menggunakan konsep perutean hierarkis, artinya
OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa
tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan
dengan menggunakan sistem pengelompokan
area. Dengan menggunakan konsep perutean
hierarki ini sistem penyebaran informasi dalam
protokol OSPF menjadi lebih teratur dan
tersegmentasi alias tidak menyebar ke manamana
secara sembarangan. Efek dari keteraturan
penyebaran perutean ini adalah penggunaan
bandwith jaringan menjadi lebih mangkus, lebih
cepat mencapai konvergensi, dan lebih akurat
dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke
sebuah lokasi.
Teknologi yang digunakan oleh routing protokol
ini adalah teknologi link-state yang memang
didesain untuk bekerja dengan sangat mangkus
dalam proses pembaruan informasi rute. Prinsip
perutean link-state sangat sederhana. Sebagai
pengganti dalam menghitung rute terbaik dengan
cara terdistribusi, semua perute mempunyai peta
jaringan dan menghitung semua rute terbaik dari
peta ini. Peta jaringan tersebut disimpan dalam
sebuah basis data dan setiap record dalam basis
data tersebut menyatakan sebuah pautan (link)
dalam jaringan. Record-record tersebut
dikirimkan oleh perute yang terhubung langsung
dengan masing-masing pautan. Karena setiap
perute perlu memiliki peta jaringan yang
menggambarkan kondisi terakhir topologi
jaringan yang lengkap, setiap perubahan dalam
jaringan harus diikuti oleh perubahan dalam
basis data link-state yang terletak di setiap
perute. Perubahan status pautan yang dideteksi
perute akan mengubah basis data link-state perute tersebut, kemudian perute mengirimkan
perubahan tersebut ke perute - perute yang lain.
Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi
sangat mangkus untuk memelihara jaringan
berskala sedang hingga besar. Pengguna OSPF
biasanya memang para administrator jaringan
berskala sedang hingga besar. Jaringan dengan
jumlah perute lebih dari sepuluh buah, dengan
banyak lokasi-lokasi jarak jauh yang perlu juga
dijangkau dari pusat, dan jumlah pengguna
jaringan lebih dari lima ratus perangkat
komputer, umumnya akan memilih untuk
menggunakan protokol perutean ini.

EIGRP
EIGRP ( Enhanched Interior
Gateway Routing Protocol) adalah routing
protocol yang hanya diadopsi oleh router
cisco atau sering disebut sebagai proprietary
protocol pada cisco, dimana EIGRP ini
hanya bisa digunakan sesama router cisco.
EIGRP menggunakan formula
berbasis bandwidth dan delay untuk
menghitung metric yang sesuai dengan suatu
rute. EIGRP melakukan konvergensi secara
tepat ketika menghindari loop. EIGRP tidak
melakukan perhitungan-perhitungan rute
seperti yang dilakukan oleh protocol link
state. Hal ini menjadikan EIGRP tidak
membutuhkan desain ekstra, sehingga hanya
memerlukan lebih sedikit memori dan proses
dibandingkan protocol link state.
Konvergensi EIGRP lebih cepat
dibandingkan dengan protocol distance
vector. Hal ini terutama disebabkan karena
EIGRP tidak memerlukan fitur loopavoidance
yang pada kenyataannya
menyebabkan konvergensi protocol distance
vector melambat. Hanya dengan mengirim
sebagian dari routing update (setelah seluruh
informasi routing dipertukarkan). EIGRP
mengurangi pembebanan di jaringan.
Salah satu kelemahan utama
EIGRP adalah protocol Cisco-propritary,
sehingga jika diterapkan pada jaringan
multivendor diperlukan suatu fungsi yang
disebut route redistribution. Fungsi ini akan
menangani proses pertukaran rute router di
sntara dua protocol link state (OSPF dan
EIGRP).
EIGRP sering disebut juga hybriddistance-
vector routing protocol, karena
EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol
yang digunakan, yaitu distance vector dan
link state. Dalam perhitungan untuk
menentukan jalur manakah yang terpendek,
EIGRP menggunaklan algoritma DUAL
(Diffusing Update Algorithm) dalam
menentukannya.

Kelebihan-kelebihan EIGRP
 Satu-satunya protokol routing yang
menggunakan route backup. Selain
memaintain tabel routing terbaik,
EIGRP juga menyimpan backup
terbaik untuk setiap route sehingga
setiap kali terjadi kegagalan pada jalur
utama, maka EIGRP menawarkan jalur
alternatif tanpa menunggu waktu
convergence.
 Mudah dikonfigurasi semudah RIP.
 Summarization dapat dilakukan dimana
saja dan kapan saja. Pada OSPF
summarization hanya bisa dilakukan di
ABR dan ASBR.
 EIGRP satu-satunya yang dapat
melakukan unequal load balancing.
 Kombinasi terbaik dari protokol
distance vector dan link state.
 Mendukung multiple protokol network
(IP, IPX, dan lain-lain).

IGRP
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
adalah protokol yang dibuat oleh vendor Cisco.
Biasa dimanfaatkan oleh perute Cisco atau perute
milik vendor lain yang lisensi teknologinya
dimiliki oleh Cisco. Protokol ini memiliki
kemiripan sifat dengan RIP, yang sama-sama
unggul di jaringan dengan jumlah host sedikit.
Saat ini telah berkembang versi terbaru dari
IGRP, yaitu EIGRP (Enhanced Interior Gateway
Routing Protocol). Algoritma perutean yang
dipakai oleh protokol IGRP maupun EIGRP
adalah algoritma Bellman-Ford.